Jumat, 12 April 2013

FAILED

      Hari ini kamu masih sama. Sama seperti pertama kali aku melihatmu. Hari ini kamu muncul lagi, untuk sekelibat waktu yang sebenarnya ingin aku lewatkan. Iya.. kita dipertemukan kembali pada satu waktu, waktu dimana kita harus berdampingan, sama-sama mencoba mengusir kenangan dan terlihat biasa. Iya.. aku sudah hampir habis daya untuk mengingatkan bahwa kamu bukan lagi bagianku, aku harus mencaci diriku bahwa kamu tidak bisa lagi aku perhatikan dari jarak dekat. Aku hampir kehabisan daya. Semesta mana yang tega mempertemukan kita lagi? Iya, semestaku. Aku terlalu tertuju pada sata fokus, dimana fokusku hanya kamu. Sampai semesta kesal dan mempertemukan aku denganmu hari ini. dan sampai hari ini, aku masih sama saja; mencintaimu.

       Entah tulus yang seperti apa yang pantas disandingkan untukku. Tulus yang kebodoh-bodohan? Baiklah. Aku sudah kebal dengan pembodohan olehmu. Tapi aku masih belum berhenti. Sampai akhirnya kita bertemu pada waktu ini. kamu di depanku, duduk, tidak melihat ke arahku, sesekali mengecek handphone, lalu mengetik sesuatu, entah kamu sedang update sosial media, atau membalas pesan kekasihmu, atau temanmu, atau ibumu. Entahlah... aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Menekan segala keingintahuanku tentangmu. Aku harus menekan segalanya sampai rasanya ingin tumbang. 

      Aku memperhatikanmu dari kejauhan. Setiap hari aku mampir ke akunmu, kita sudah tidak berteman, tapi perasaan ingin tahu tentangmu mengerogotiku seperti rayap. Dan lama-lama aku rapuh. Aku terlanjur melihat semuanya, sesuatu yang tidak ingin aku ketahui, sesuatu yang sama sekali tidak ingin aku dengar. Tapi terlanjur.. sekali lagi, aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Entah semua tweet yang kamu buat untukku atau bukan, entah itu benar-benar perasaanmu atau bukan. entahlah. Sekali lagi aku harus menekan asumsiku tentangmu. 

      Ini sudah bulan keberapa sejak kita sama-sama sudah berhenti berjalan di semesta yang sama? Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. dan kamu masih sama, aku pun juga. Bedanya, kamu tidak berubah, tetap aku cintai sama seperti dulu, dan terlihat lebih baik sepertinya. Lepas dariku, dan kamu seperti terbang jauh.. aku sampai merasa apakah dulu aku semembebanimu itu sampai sekarang kamu sudah bersinar, tidak dalam genggamanku. Iya.. ini sudah tahun keberapa? Dan aku masih sama saja, berkutat dengan bayanganmu.  

      Entah bagian mana darimu yang tidak bisa aku lupakan, bagian mana dari kenangan kita yang tidak bisa aku lupakan. Rasanya, kenangan tentang kita tidak terlalu banyak, tidak terlalu indah, dan tidak terlalu cetar membahana. Tapi rasanya begitu sulit karena yang harus aku lupakan adalah kamu. Jangan tanya aku kenapa hanya karena kamu aku tidak bisa lupa. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa tidak bisa melupakan tentang kamu. Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. 

     Hari ini aku harus mengulang semuanya, berada satu ruangan denganmu seolah-olah kita berada di semesta yang sama. Berhadapan denganmu serasa aku dan kamu dulu. Iya.. aku harus menekan segala emosiku tentangmu. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. aku tidak bisa menatapmu lama tanpa pernah merasa bahwa “kamu adalah semesta yang aku impikan” tidak.. aku tidak bisa. Aku tidak bisa berjalan ke arahmu dan menceritakan lelucon lucu tanpa harus merasa “seandainya” yang kemarin hanyalah mimpi, dan kini aku dan kamu masih berjalan di semesta yang sama. Tidak, aku tidak bisa. 

    Lalu aku harus seperti ini, berhadapan denganmu, berpura-pura tidak pernah terjadi apapun antara kita, berpura-pura bahwa aku bisa tanpamu. Rasanya.. tahu diriku untuk kamu selama ini, tidak ada artinya. Sia-sia ternyata, mencoba menahan segala asumsi tentangmu, jika akhirnya kita bertemu dan aku masih sangat ingin memilikimu sekali lagi. Iya.. sia sia sekali.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 12 April 2013

FAILED

Diposting oleh dea di 21.21
      Hari ini kamu masih sama. Sama seperti pertama kali aku melihatmu. Hari ini kamu muncul lagi, untuk sekelibat waktu yang sebenarnya ingin aku lewatkan. Iya.. kita dipertemukan kembali pada satu waktu, waktu dimana kita harus berdampingan, sama-sama mencoba mengusir kenangan dan terlihat biasa. Iya.. aku sudah hampir habis daya untuk mengingatkan bahwa kamu bukan lagi bagianku, aku harus mencaci diriku bahwa kamu tidak bisa lagi aku perhatikan dari jarak dekat. Aku hampir kehabisan daya. Semesta mana yang tega mempertemukan kita lagi? Iya, semestaku. Aku terlalu tertuju pada sata fokus, dimana fokusku hanya kamu. Sampai semesta kesal dan mempertemukan aku denganmu hari ini. dan sampai hari ini, aku masih sama saja; mencintaimu.

       Entah tulus yang seperti apa yang pantas disandingkan untukku. Tulus yang kebodoh-bodohan? Baiklah. Aku sudah kebal dengan pembodohan olehmu. Tapi aku masih belum berhenti. Sampai akhirnya kita bertemu pada waktu ini. kamu di depanku, duduk, tidak melihat ke arahku, sesekali mengecek handphone, lalu mengetik sesuatu, entah kamu sedang update sosial media, atau membalas pesan kekasihmu, atau temanmu, atau ibumu. Entahlah... aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Menekan segala keingintahuanku tentangmu. Aku harus menekan segalanya sampai rasanya ingin tumbang. 

      Aku memperhatikanmu dari kejauhan. Setiap hari aku mampir ke akunmu, kita sudah tidak berteman, tapi perasaan ingin tahu tentangmu mengerogotiku seperti rayap. Dan lama-lama aku rapuh. Aku terlanjur melihat semuanya, sesuatu yang tidak ingin aku ketahui, sesuatu yang sama sekali tidak ingin aku dengar. Tapi terlanjur.. sekali lagi, aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Entah semua tweet yang kamu buat untukku atau bukan, entah itu benar-benar perasaanmu atau bukan. entahlah. Sekali lagi aku harus menekan asumsiku tentangmu. 

      Ini sudah bulan keberapa sejak kita sama-sama sudah berhenti berjalan di semesta yang sama? Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. dan kamu masih sama, aku pun juga. Bedanya, kamu tidak berubah, tetap aku cintai sama seperti dulu, dan terlihat lebih baik sepertinya. Lepas dariku, dan kamu seperti terbang jauh.. aku sampai merasa apakah dulu aku semembebanimu itu sampai sekarang kamu sudah bersinar, tidak dalam genggamanku. Iya.. ini sudah tahun keberapa? Dan aku masih sama saja, berkutat dengan bayanganmu.  

      Entah bagian mana darimu yang tidak bisa aku lupakan, bagian mana dari kenangan kita yang tidak bisa aku lupakan. Rasanya, kenangan tentang kita tidak terlalu banyak, tidak terlalu indah, dan tidak terlalu cetar membahana. Tapi rasanya begitu sulit karena yang harus aku lupakan adalah kamu. Jangan tanya aku kenapa hanya karena kamu aku tidak bisa lupa. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa tidak bisa melupakan tentang kamu. Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. 

     Hari ini aku harus mengulang semuanya, berada satu ruangan denganmu seolah-olah kita berada di semesta yang sama. Berhadapan denganmu serasa aku dan kamu dulu. Iya.. aku harus menekan segala emosiku tentangmu. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. aku tidak bisa menatapmu lama tanpa pernah merasa bahwa “kamu adalah semesta yang aku impikan” tidak.. aku tidak bisa. Aku tidak bisa berjalan ke arahmu dan menceritakan lelucon lucu tanpa harus merasa “seandainya” yang kemarin hanyalah mimpi, dan kini aku dan kamu masih berjalan di semesta yang sama. Tidak, aku tidak bisa. 

    Lalu aku harus seperti ini, berhadapan denganmu, berpura-pura tidak pernah terjadi apapun antara kita, berpura-pura bahwa aku bisa tanpamu. Rasanya.. tahu diriku untuk kamu selama ini, tidak ada artinya. Sia-sia ternyata, mencoba menahan segala asumsi tentangmu, jika akhirnya kita bertemu dan aku masih sangat ingin memilikimu sekali lagi. Iya.. sia sia sekali.

0 komentar on "FAILED"

Posting Komentar