Sabtu, 27 April 2013

project!

hey hoy dumay a.k.a dunia maya. hari ini gue sama temen-temen gue ajeng, atika, oma lagi ngelaksanain project bareng kami, yaitu bikin SoundCloud bareng. hahaha tapi sayang banget gak bisa di kirim ke SoundCloud. entah kenapa entah -_-

tadi kita ngecover lagunya dewa 19- Risalah hati, aduh aduh jadi galau. hahaha pengennya di share ya biar kalian semua denger suara kita yang cetar membahana (sekarep mu de sekarepmu) --,)/
tapi entah kenapa gak bisa -_- yaudah akhirnya ini hanya jadi konsumsi kami saja. haha.

by the way, gue juga lagi bikin project nulis nih, udah jadi draft tapi baru sedikit. yah, baru dimulai tadi pagi sih, tadi pagi gue mendadak dapet ilham gitu.
doain lancar sampe tujuan ya (lo pikir kendaraan?) hahaha doain aja semoga bisa jadi sebuah buku. amiin.

see you guys, lancar ya project kalian semua, apapun itu :))

Senin, 22 April 2013

tugas again-the power of..yaudahlah ya --,)/II-

ini mau cerita tentang tugas yang datangnya sedang bertubi-tubi. baiklah ini agak lebay, ada satu tugas, dimana tugas ini bikin kepala migren melebihi mengerjakan tugas fisika! ada yang tahu? YA! BMI! Berfikir Menulis Ilmiah. sebenarnya tugasnya sederhana *matamu dee sederhana* --,)/ll tugas ini semacam membuat skripsi tetapi hanya memakai riset tinjauan pustaka.

yang sulit dari tugas ini adalah mencari materi. alias artikel ilmiah yang akan dipakai pada tinjauan pustaka yang akan ditulis. masalahnya, tidak boleh artikel dari blog, karena katanya sering tidak orisinil. ppfftttt -_-
tapi nasib sial memang sedang melanda daku, repository tidak bisa terbuka -_- entah kenapa dari repository IPB, UI, Gunadharma semuanyaaaaaaa -_- ppfffttt --,)/ apa gue yang gak bisa cara nyarinya, atau memang tidak ada artikel yang mendukung makalah akhir gue ya? entahlah.. sekali lagi gue hanya bisa bilang entahlah!

Ada yang mendukung untuk jadi tinjauan pustaka makalah akhir gue, tapi itu bukan dari repository, tapi dari blog-blog biasa yang gue cari lewat mbah google. tapi katanya gak boleh dari blog. dan sampe jam segini 23.27 gue belum mendapatkan satu artikel pun dari repository.

deadline-nya memang hari rabu. tapi tetep aja gue gak punya waktu lagi, karena besok-hari selasa- ada bimbel. yaudah emang iya gue lagi sial. mau gak mau ya harus hari ini kan beresnya? minimal artikelnya itu dapet dulu! nyusun mah gampang! *matamu deeeee gampang-_-* yaudah anggap aja gitu.

ini gue nya lagi migren se migren migrennya *di lempar KBBI* entah harus cari ilham dimana, buat tugas ini. mau ngeluh-ngeluh di twitter kasian sama followers. yaudah ngeluh disini aja ya. habisan ngomong sama orang juga gak guna, wong udah pada tidur semua -_-

jadi, gue lagi berdoa banget semoga kakak asprak ngebolehin artikelnya dari blog biasa. iya.. semoga. biar gue bisa tidur malem ini. biar gue gak lagi lagi migren, biar gue gak harus GANTI JUDUL DAN TOPIK BUAT MAKALAH AKHIR *harus capslock* hanya karena tidak ada sumber yang mendukung. lah? masa iya topik tentang jejaring sosial gak ada data yang mendukung -_-

yaudah segini aja ngeluhnya, cuma mau curhat intinya karena gak tau lagi mau curhat kemana. *harusnya curhat sama asprak aja siapa tau di bantuin* bahahaha --,)/II yaudah ah, selamat tidur buat para pembaca yang maaf banget matanya dibikin sakit gegara baca curhatan gue. udah segitu aja. kalo bisa sih bantuin. ahaha seriusan gue ngarep. tapi deadline rabu -_- hhmmm yaudiinnn akhirnya hanya bisa bilang THE POWER OF.....YAUDAHLAHYA.. --,)/II iya.......

Jumat, 12 April 2013

(fanfic) Maudy Ayunda-Reza Rahadian (TahuDiri)

Cast:
Maudy ayunda
Reza rahadian
***

    Meeting untuk syuting video klip ini berlangsung lama, model pria nya belum datang dan kami harus menunggunya. Entahlah, tidak bisanya sutradara begitu sabar menunggu orang. Yang aku tahu, jika terlambat lima menit saja, beliau pasti akan menelepon berkali-kali, sambil marah-marah. Tapi kali ini beliau tampak tenang dengan kopi dan koran yang sedang ia baca. Aku memerhatikan seluruh kru yang tampak tenang dan bersemangat membicarakan pria yang katanya artis terkenal dan dulu vakum dari dunia hiburan, sekarang beliau kembali lagi dan semua orang sangat bersemangat, baiklah kecuali aku.

    Dua jam kemudian ia datang. Aku tahu, karena semua kru sedang heboh. Aku masih enggan untuk berdiri dan mengucapkan selamat datang untuknya. Aku sengaja duduk membelakangi mereka. Lalu pria itu menghampiriku. Aku terkejut saat tahu itu adalah Reza! Iya Reza rahadian. Dadaku sesak. Ia tersenyum dan mengulurkan tangan padaku.

    “selamat bertemu lagi... Ayu.”  Senyumnya masih sama. Masih sama seperti dulu, senyum yang selama ini aku hindari. Dan aku hanya tersenyum pasrah. Aku lemas.

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialkulah kau ada disini
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi..
Tegak berdiri
Didepanmu kini..

    Syuting videoklip untuk single baruku sudah dimulai. Aku memejamkan mata. Sial! Kenapa harus Reza yang jadi model videoklipku? Lagu ini.. lagu ini memang untuknya. Aku menarik nafas berat. Aku harus profesional!

Dan upayaku tahu diri
Tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah.. menghilang sajalah lagi..

Air mataku menetes. Ia, tembokku runtuh. Ia, aku rindu Reza..

    “pergilah.. menghilang sajalah lagi..” aku dengan refleks menyebutkannya, air mataku menetes. Reza menatapku lekat. Sutradara belum menghentikan adegannya. Aku tidak berani menatapnya. Tapi Reza memaksaku agar menatapnya. Kami bertatapan lama, mencoba menyamakan persepsi tentang adegan kecelakaan yang belum di protes sutradara, dan tentang aku yang benar-benar menangis.

    “CUT!” sutradara akhirnya menghentikan adegan  ini. terimakasih tuhan. Aku menghembuskan nafas berat, lalu menyeka air mataku.

    “hebat kamu maudy! Saya melihat emosi kamu keluar sepenuhnya! Aktingmu benar-benar hebat!” sutradara menepuk-nepuk bahuku. Aku hanya tersenyum, iya.. hanya akting.
***

    Proses syuting selesai, akhirnya aku bisa terlepas dari semua ini. aku dengan segera membereskan barang-barangku di ruang ganti. Aku belum melihat Reza lagi. Ini lebih baik. Tidak bertemu denganya adalah hal paling benar. Aku harus segera pergi. Aku lalu berpamitan pada seluruh kru, dan berjalan ke jalan yang lebih besar untuk mencari taxi. Hari ini mobilku masuk bengkel dan sopirku sedang sakit, perfect banget!

    “Ayu! Ayo naik!” seketika seseorang dibalik jazz hitam membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya. Oh dear.. tidak Reza lagi, aku masih bergeming.

    “ini sudah jam satu pagi. Kamu perempuan, dan gak baik perempuan jam segini pulang sendiri.” Reza sudah berdiri di dekatku. Tidak, jangan memberi perhatian padaku. Aku meringgis.

    “Ayu.. aku akan jelasin semuanya. Sambil jalan. Biarin aku nganterin kamu pulang.” Reza menatapku lekat, meminta jawaban. Aku menghembuskan nafas berat, dan mengangguk.
***

    Mobil Reza melaju pelan-aku merasa ini sangat pelan. Tapi aku tidak ingin bicara padanya. Aku masih diam. Reza menatapku dan menarik nafas.

    “tiga tahun lalu, waktu aku harus pergi ke Jerman. Aku tidak bisa menghubungimu. Aku harus pergi karena banyak hal. Papa meninggal, papa kandungku. Aku harus kesana untuk melihatnya, melihat wajahnya untuk terakhir kali. Sesampainya disana sudah banyak orang, kolega papa, keluargaku yang di Jerman, dan seorang pengacara kepercayaan papa. Ia membacakan surat wasiat untukku. Aku harus bertunangan dengan anak dari salah satu koleganya. Aku, dan anak kolega papa yang bernama Lisa terkejut. Lisa malah menolak dan berteriak keras pada papanya.”

Reza berhenti sejenak menatapku yang baru bisa menarik nafas setelah ia memberi jeda pada ceritanya.

    “waktu kamu melihatku dan Lisa ke Indonesia satu tahun lalu. Itu karena kami sedang mengurus pembatalan wasiat itu. Wasiat itu bisa batal ketika salah satu dari kami mundur dan membayar ganti rugi pada pihak yang satunya. Aku harus bekerja ekstra keras untuk membayar ganti ruginya, aku tidak mungkin meminta pada mama untuk membayar ganti rugi itu. Maaf jika kamu merasa bingung dengan hubungan kita, maaf juga karena baru sekarang aku bisa menjelaskan hal ini. Aku dan Lisa tidak jadi bertunangan. Lisa membantuku membayar ganti rugi kepada ayahnya, dan ia berterimakasih karena aku membatalkan wasiat papa.”
Bulir air mataku mengalir lagi

    “kenapa kamu gak bilang dari dulu?”

    “itu karena aku harus membereskan semuanya sebelum datang padamu dengan aku yang utuh.”

    “kamu gak takut aku lelah nunggu kamu?”

    “Aku percaya, selama aku melakukannya sesuai dengan jalanNya, Allah sendiri yang akan menjagamu untukku. Lagi pula, aku tahu kalau kamu akan menungguku. Karena, aku melakukan hal yang sama” Reza tersenyum lalu mengacak rambutku. Air mataku jatuh lagi.

    “nah, sudah sampai tuan putri. Sebelum tidur jangan lupa sikat gigi dan ambil wudhu. Have a nice dream.” Reza mengacak rambutku lagi, aku tersenyum. Bukan senyum terpaksa, tapi senyum bahagia.

    “have a nice dream too za.” Aku membuka pintu mobil. Menunggunya di depan sampai mobilnya hilang di kegelapan malam.




*ps: fanfic ini sebenarnya untuk sebuah event apa gitu saya lupa yang diadakan kompasiana. berhubung sedang jarang online kompasiana, akhirnya jadi draft. sayang banget kan ya? iya..
 so, enjoy reading. amatir nih bikin fanfic. hehehe :D

Untuk para bunga surga perhiasan dunia

    Pada dasarnya, setiap orang memiliki orientasi tersendiri dalam hidup. Entah itu harta, cinta, atau cita. Inginnya, semuanya berpadu dan bertumbukkan. Lalu, setelahnya tidak berlenting dengan koefisien sama dengan nol.

    Harapannya, segala sesuatu yang berakhir dengan nol memenuhi syarat sebagai tak berhingga. Seperti perasaan bahwa ilmu yang di raih akan sama dengan nol di hadapan tuhan. Jika, tidak membaginya dengan sesama. Seperti tiga keutamaan yang bisa terus mengalir sampai akhir: ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak yang soleh. Menjadikannya tak berhingga segala perbuatan. Melambung dengan roket iman dan tembus pada tangan tuhan.

    Aku tidak percaya kebetulan, yang aku percaya bahwa tuhan sedang menuntun bahagianya untukku. Bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan baru, semangat baru.

    Setiap orang juga berubah, entah ke arah mana perubahannya. Hanya individunyalah yang menentukan. Tuhan sudah memberi jalan, dan akhirnya kita lah yang mengambil keputusan.

    Keadaannya, setiap orang punya mimpi, orientasi hidup untuk jalan mana yang harus di perjuangkan. Idealnya, kita inginkan semua; tiga mutiara dunia yang terhubung dengan akhirat. Tapi, pada kenyataannya, tidak semua yang kita inginkan harus terkabul. Pandangan keidealan hidup seharusnya lebih luas dan menyeluruh.

    Mungkin, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata tuhan. Apa yang kita inginkan, belum tentu apa yang kita butuhkan. Mungkin juga tuhan sedang menguji. Ia ingin melihat sejauh mana kita berikhtiar, sejauh mana kita istiqamah, dan sejauh mana kita bersabar. Segala mimpi tidak harus terwujud di dimensi yang sama bukan?

Yang lebih penting adalah: sudah sampai mana proses kita?

    Bisa dimulai dengan berhenti mengeluh. Iya... keluhan tidak membuatmu cantik ukti. Wanita cantik adalah wanita yang tetap sabar, optimis, lemah lembut, namun tidak mudah di bodohi!

Sudah sampai mana orientasi cita mu ukhti??

    Pada akhirnya, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan setiap manusia akan menuai apa yang ia kerjakan.

Sudah sampai mana memantaskan dirinya ukhti??

    Jika semuanya bukan kebetulan, berarti segala kesendirianmu masih di uji tuhan, segala usahamu masih masuk taraf daftar tunggu.

    Pilinkan saja doa dengan untaian mutiara terpanjang. Jika masih belum terkabul, berarti pilinannya belum cukup untuk sampai rumah tuhan. Mimpi mana yang ingin di kabulkan?
Harta? Cinta? Cita?
Boleh :)


With love
Deizhra

*ps: tulisan ini terinspirasi setelah membaca modul kuliah pendidikan agama islam, dan saat galau fisika muehehehe :D



FAILED

      Hari ini kamu masih sama. Sama seperti pertama kali aku melihatmu. Hari ini kamu muncul lagi, untuk sekelibat waktu yang sebenarnya ingin aku lewatkan. Iya.. kita dipertemukan kembali pada satu waktu, waktu dimana kita harus berdampingan, sama-sama mencoba mengusir kenangan dan terlihat biasa. Iya.. aku sudah hampir habis daya untuk mengingatkan bahwa kamu bukan lagi bagianku, aku harus mencaci diriku bahwa kamu tidak bisa lagi aku perhatikan dari jarak dekat. Aku hampir kehabisan daya. Semesta mana yang tega mempertemukan kita lagi? Iya, semestaku. Aku terlalu tertuju pada sata fokus, dimana fokusku hanya kamu. Sampai semesta kesal dan mempertemukan aku denganmu hari ini. dan sampai hari ini, aku masih sama saja; mencintaimu.

       Entah tulus yang seperti apa yang pantas disandingkan untukku. Tulus yang kebodoh-bodohan? Baiklah. Aku sudah kebal dengan pembodohan olehmu. Tapi aku masih belum berhenti. Sampai akhirnya kita bertemu pada waktu ini. kamu di depanku, duduk, tidak melihat ke arahku, sesekali mengecek handphone, lalu mengetik sesuatu, entah kamu sedang update sosial media, atau membalas pesan kekasihmu, atau temanmu, atau ibumu. Entahlah... aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Menekan segala keingintahuanku tentangmu. Aku harus menekan segalanya sampai rasanya ingin tumbang. 

      Aku memperhatikanmu dari kejauhan. Setiap hari aku mampir ke akunmu, kita sudah tidak berteman, tapi perasaan ingin tahu tentangmu mengerogotiku seperti rayap. Dan lama-lama aku rapuh. Aku terlanjur melihat semuanya, sesuatu yang tidak ingin aku ketahui, sesuatu yang sama sekali tidak ingin aku dengar. Tapi terlanjur.. sekali lagi, aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Entah semua tweet yang kamu buat untukku atau bukan, entah itu benar-benar perasaanmu atau bukan. entahlah. Sekali lagi aku harus menekan asumsiku tentangmu. 

      Ini sudah bulan keberapa sejak kita sama-sama sudah berhenti berjalan di semesta yang sama? Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. dan kamu masih sama, aku pun juga. Bedanya, kamu tidak berubah, tetap aku cintai sama seperti dulu, dan terlihat lebih baik sepertinya. Lepas dariku, dan kamu seperti terbang jauh.. aku sampai merasa apakah dulu aku semembebanimu itu sampai sekarang kamu sudah bersinar, tidak dalam genggamanku. Iya.. ini sudah tahun keberapa? Dan aku masih sama saja, berkutat dengan bayanganmu.  

      Entah bagian mana darimu yang tidak bisa aku lupakan, bagian mana dari kenangan kita yang tidak bisa aku lupakan. Rasanya, kenangan tentang kita tidak terlalu banyak, tidak terlalu indah, dan tidak terlalu cetar membahana. Tapi rasanya begitu sulit karena yang harus aku lupakan adalah kamu. Jangan tanya aku kenapa hanya karena kamu aku tidak bisa lupa. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa tidak bisa melupakan tentang kamu. Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. 

     Hari ini aku harus mengulang semuanya, berada satu ruangan denganmu seolah-olah kita berada di semesta yang sama. Berhadapan denganmu serasa aku dan kamu dulu. Iya.. aku harus menekan segala emosiku tentangmu. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. aku tidak bisa menatapmu lama tanpa pernah merasa bahwa “kamu adalah semesta yang aku impikan” tidak.. aku tidak bisa. Aku tidak bisa berjalan ke arahmu dan menceritakan lelucon lucu tanpa harus merasa “seandainya” yang kemarin hanyalah mimpi, dan kini aku dan kamu masih berjalan di semesta yang sama. Tidak, aku tidak bisa. 

    Lalu aku harus seperti ini, berhadapan denganmu, berpura-pura tidak pernah terjadi apapun antara kita, berpura-pura bahwa aku bisa tanpamu. Rasanya.. tahu diriku untuk kamu selama ini, tidak ada artinya. Sia-sia ternyata, mencoba menahan segala asumsi tentangmu, jika akhirnya kita bertemu dan aku masih sangat ingin memilikimu sekali lagi. Iya.. sia sia sekali.

Sabtu, 27 April 2013

project!

Diposting oleh dea di 01.07 0 komentar
hey hoy dumay a.k.a dunia maya. hari ini gue sama temen-temen gue ajeng, atika, oma lagi ngelaksanain project bareng kami, yaitu bikin SoundCloud bareng. hahaha tapi sayang banget gak bisa di kirim ke SoundCloud. entah kenapa entah -_-

tadi kita ngecover lagunya dewa 19- Risalah hati, aduh aduh jadi galau. hahaha pengennya di share ya biar kalian semua denger suara kita yang cetar membahana (sekarep mu de sekarepmu) --,)/
tapi entah kenapa gak bisa -_- yaudah akhirnya ini hanya jadi konsumsi kami saja. haha.

by the way, gue juga lagi bikin project nulis nih, udah jadi draft tapi baru sedikit. yah, baru dimulai tadi pagi sih, tadi pagi gue mendadak dapet ilham gitu.
doain lancar sampe tujuan ya (lo pikir kendaraan?) hahaha doain aja semoga bisa jadi sebuah buku. amiin.

see you guys, lancar ya project kalian semua, apapun itu :))

Senin, 22 April 2013

tugas again-the power of..yaudahlah ya --,)/II-

Diposting oleh dea di 09.38 0 komentar
ini mau cerita tentang tugas yang datangnya sedang bertubi-tubi. baiklah ini agak lebay, ada satu tugas, dimana tugas ini bikin kepala migren melebihi mengerjakan tugas fisika! ada yang tahu? YA! BMI! Berfikir Menulis Ilmiah. sebenarnya tugasnya sederhana *matamu dee sederhana* --,)/ll tugas ini semacam membuat skripsi tetapi hanya memakai riset tinjauan pustaka.

yang sulit dari tugas ini adalah mencari materi. alias artikel ilmiah yang akan dipakai pada tinjauan pustaka yang akan ditulis. masalahnya, tidak boleh artikel dari blog, karena katanya sering tidak orisinil. ppfftttt -_-
tapi nasib sial memang sedang melanda daku, repository tidak bisa terbuka -_- entah kenapa dari repository IPB, UI, Gunadharma semuanyaaaaaaa -_- ppfffttt --,)/ apa gue yang gak bisa cara nyarinya, atau memang tidak ada artikel yang mendukung makalah akhir gue ya? entahlah.. sekali lagi gue hanya bisa bilang entahlah!

Ada yang mendukung untuk jadi tinjauan pustaka makalah akhir gue, tapi itu bukan dari repository, tapi dari blog-blog biasa yang gue cari lewat mbah google. tapi katanya gak boleh dari blog. dan sampe jam segini 23.27 gue belum mendapatkan satu artikel pun dari repository.

deadline-nya memang hari rabu. tapi tetep aja gue gak punya waktu lagi, karena besok-hari selasa- ada bimbel. yaudah emang iya gue lagi sial. mau gak mau ya harus hari ini kan beresnya? minimal artikelnya itu dapet dulu! nyusun mah gampang! *matamu deeeee gampang-_-* yaudah anggap aja gitu.

ini gue nya lagi migren se migren migrennya *di lempar KBBI* entah harus cari ilham dimana, buat tugas ini. mau ngeluh-ngeluh di twitter kasian sama followers. yaudah ngeluh disini aja ya. habisan ngomong sama orang juga gak guna, wong udah pada tidur semua -_-

jadi, gue lagi berdoa banget semoga kakak asprak ngebolehin artikelnya dari blog biasa. iya.. semoga. biar gue bisa tidur malem ini. biar gue gak lagi lagi migren, biar gue gak harus GANTI JUDUL DAN TOPIK BUAT MAKALAH AKHIR *harus capslock* hanya karena tidak ada sumber yang mendukung. lah? masa iya topik tentang jejaring sosial gak ada data yang mendukung -_-

yaudah segini aja ngeluhnya, cuma mau curhat intinya karena gak tau lagi mau curhat kemana. *harusnya curhat sama asprak aja siapa tau di bantuin* bahahaha --,)/II yaudah ah, selamat tidur buat para pembaca yang maaf banget matanya dibikin sakit gegara baca curhatan gue. udah segitu aja. kalo bisa sih bantuin. ahaha seriusan gue ngarep. tapi deadline rabu -_- hhmmm yaudiinnn akhirnya hanya bisa bilang THE POWER OF.....YAUDAHLAHYA.. --,)/II iya.......

Jumat, 12 April 2013

(fanfic) Maudy Ayunda-Reza Rahadian (TahuDiri)

Diposting oleh dea di 22.05 0 komentar
Cast:
Maudy ayunda
Reza rahadian
***

    Meeting untuk syuting video klip ini berlangsung lama, model pria nya belum datang dan kami harus menunggunya. Entahlah, tidak bisanya sutradara begitu sabar menunggu orang. Yang aku tahu, jika terlambat lima menit saja, beliau pasti akan menelepon berkali-kali, sambil marah-marah. Tapi kali ini beliau tampak tenang dengan kopi dan koran yang sedang ia baca. Aku memerhatikan seluruh kru yang tampak tenang dan bersemangat membicarakan pria yang katanya artis terkenal dan dulu vakum dari dunia hiburan, sekarang beliau kembali lagi dan semua orang sangat bersemangat, baiklah kecuali aku.

    Dua jam kemudian ia datang. Aku tahu, karena semua kru sedang heboh. Aku masih enggan untuk berdiri dan mengucapkan selamat datang untuknya. Aku sengaja duduk membelakangi mereka. Lalu pria itu menghampiriku. Aku terkejut saat tahu itu adalah Reza! Iya Reza rahadian. Dadaku sesak. Ia tersenyum dan mengulurkan tangan padaku.

    “selamat bertemu lagi... Ayu.”  Senyumnya masih sama. Masih sama seperti dulu, senyum yang selama ini aku hindari. Dan aku hanya tersenyum pasrah. Aku lemas.

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialkulah kau ada disini
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi..
Tegak berdiri
Didepanmu kini..

    Syuting videoklip untuk single baruku sudah dimulai. Aku memejamkan mata. Sial! Kenapa harus Reza yang jadi model videoklipku? Lagu ini.. lagu ini memang untuknya. Aku menarik nafas berat. Aku harus profesional!

Dan upayaku tahu diri
Tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah.. menghilang sajalah lagi..

Air mataku menetes. Ia, tembokku runtuh. Ia, aku rindu Reza..

    “pergilah.. menghilang sajalah lagi..” aku dengan refleks menyebutkannya, air mataku menetes. Reza menatapku lekat. Sutradara belum menghentikan adegannya. Aku tidak berani menatapnya. Tapi Reza memaksaku agar menatapnya. Kami bertatapan lama, mencoba menyamakan persepsi tentang adegan kecelakaan yang belum di protes sutradara, dan tentang aku yang benar-benar menangis.

    “CUT!” sutradara akhirnya menghentikan adegan  ini. terimakasih tuhan. Aku menghembuskan nafas berat, lalu menyeka air mataku.

    “hebat kamu maudy! Saya melihat emosi kamu keluar sepenuhnya! Aktingmu benar-benar hebat!” sutradara menepuk-nepuk bahuku. Aku hanya tersenyum, iya.. hanya akting.
***

    Proses syuting selesai, akhirnya aku bisa terlepas dari semua ini. aku dengan segera membereskan barang-barangku di ruang ganti. Aku belum melihat Reza lagi. Ini lebih baik. Tidak bertemu denganya adalah hal paling benar. Aku harus segera pergi. Aku lalu berpamitan pada seluruh kru, dan berjalan ke jalan yang lebih besar untuk mencari taxi. Hari ini mobilku masuk bengkel dan sopirku sedang sakit, perfect banget!

    “Ayu! Ayo naik!” seketika seseorang dibalik jazz hitam membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya. Oh dear.. tidak Reza lagi, aku masih bergeming.

    “ini sudah jam satu pagi. Kamu perempuan, dan gak baik perempuan jam segini pulang sendiri.” Reza sudah berdiri di dekatku. Tidak, jangan memberi perhatian padaku. Aku meringgis.

    “Ayu.. aku akan jelasin semuanya. Sambil jalan. Biarin aku nganterin kamu pulang.” Reza menatapku lekat, meminta jawaban. Aku menghembuskan nafas berat, dan mengangguk.
***

    Mobil Reza melaju pelan-aku merasa ini sangat pelan. Tapi aku tidak ingin bicara padanya. Aku masih diam. Reza menatapku dan menarik nafas.

    “tiga tahun lalu, waktu aku harus pergi ke Jerman. Aku tidak bisa menghubungimu. Aku harus pergi karena banyak hal. Papa meninggal, papa kandungku. Aku harus kesana untuk melihatnya, melihat wajahnya untuk terakhir kali. Sesampainya disana sudah banyak orang, kolega papa, keluargaku yang di Jerman, dan seorang pengacara kepercayaan papa. Ia membacakan surat wasiat untukku. Aku harus bertunangan dengan anak dari salah satu koleganya. Aku, dan anak kolega papa yang bernama Lisa terkejut. Lisa malah menolak dan berteriak keras pada papanya.”

Reza berhenti sejenak menatapku yang baru bisa menarik nafas setelah ia memberi jeda pada ceritanya.

    “waktu kamu melihatku dan Lisa ke Indonesia satu tahun lalu. Itu karena kami sedang mengurus pembatalan wasiat itu. Wasiat itu bisa batal ketika salah satu dari kami mundur dan membayar ganti rugi pada pihak yang satunya. Aku harus bekerja ekstra keras untuk membayar ganti ruginya, aku tidak mungkin meminta pada mama untuk membayar ganti rugi itu. Maaf jika kamu merasa bingung dengan hubungan kita, maaf juga karena baru sekarang aku bisa menjelaskan hal ini. Aku dan Lisa tidak jadi bertunangan. Lisa membantuku membayar ganti rugi kepada ayahnya, dan ia berterimakasih karena aku membatalkan wasiat papa.”
Bulir air mataku mengalir lagi

    “kenapa kamu gak bilang dari dulu?”

    “itu karena aku harus membereskan semuanya sebelum datang padamu dengan aku yang utuh.”

    “kamu gak takut aku lelah nunggu kamu?”

    “Aku percaya, selama aku melakukannya sesuai dengan jalanNya, Allah sendiri yang akan menjagamu untukku. Lagi pula, aku tahu kalau kamu akan menungguku. Karena, aku melakukan hal yang sama” Reza tersenyum lalu mengacak rambutku. Air mataku jatuh lagi.

    “nah, sudah sampai tuan putri. Sebelum tidur jangan lupa sikat gigi dan ambil wudhu. Have a nice dream.” Reza mengacak rambutku lagi, aku tersenyum. Bukan senyum terpaksa, tapi senyum bahagia.

    “have a nice dream too za.” Aku membuka pintu mobil. Menunggunya di depan sampai mobilnya hilang di kegelapan malam.




*ps: fanfic ini sebenarnya untuk sebuah event apa gitu saya lupa yang diadakan kompasiana. berhubung sedang jarang online kompasiana, akhirnya jadi draft. sayang banget kan ya? iya..
 so, enjoy reading. amatir nih bikin fanfic. hehehe :D

Untuk para bunga surga perhiasan dunia

Diposting oleh dea di 21.52 0 komentar
    Pada dasarnya, setiap orang memiliki orientasi tersendiri dalam hidup. Entah itu harta, cinta, atau cita. Inginnya, semuanya berpadu dan bertumbukkan. Lalu, setelahnya tidak berlenting dengan koefisien sama dengan nol.

    Harapannya, segala sesuatu yang berakhir dengan nol memenuhi syarat sebagai tak berhingga. Seperti perasaan bahwa ilmu yang di raih akan sama dengan nol di hadapan tuhan. Jika, tidak membaginya dengan sesama. Seperti tiga keutamaan yang bisa terus mengalir sampai akhir: ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak yang soleh. Menjadikannya tak berhingga segala perbuatan. Melambung dengan roket iman dan tembus pada tangan tuhan.

    Aku tidak percaya kebetulan, yang aku percaya bahwa tuhan sedang menuntun bahagianya untukku. Bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan baru, semangat baru.

    Setiap orang juga berubah, entah ke arah mana perubahannya. Hanya individunyalah yang menentukan. Tuhan sudah memberi jalan, dan akhirnya kita lah yang mengambil keputusan.

    Keadaannya, setiap orang punya mimpi, orientasi hidup untuk jalan mana yang harus di perjuangkan. Idealnya, kita inginkan semua; tiga mutiara dunia yang terhubung dengan akhirat. Tapi, pada kenyataannya, tidak semua yang kita inginkan harus terkabul. Pandangan keidealan hidup seharusnya lebih luas dan menyeluruh.

    Mungkin, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata tuhan. Apa yang kita inginkan, belum tentu apa yang kita butuhkan. Mungkin juga tuhan sedang menguji. Ia ingin melihat sejauh mana kita berikhtiar, sejauh mana kita istiqamah, dan sejauh mana kita bersabar. Segala mimpi tidak harus terwujud di dimensi yang sama bukan?

Yang lebih penting adalah: sudah sampai mana proses kita?

    Bisa dimulai dengan berhenti mengeluh. Iya... keluhan tidak membuatmu cantik ukti. Wanita cantik adalah wanita yang tetap sabar, optimis, lemah lembut, namun tidak mudah di bodohi!

Sudah sampai mana orientasi cita mu ukhti??

    Pada akhirnya, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan setiap manusia akan menuai apa yang ia kerjakan.

Sudah sampai mana memantaskan dirinya ukhti??

    Jika semuanya bukan kebetulan, berarti segala kesendirianmu masih di uji tuhan, segala usahamu masih masuk taraf daftar tunggu.

    Pilinkan saja doa dengan untaian mutiara terpanjang. Jika masih belum terkabul, berarti pilinannya belum cukup untuk sampai rumah tuhan. Mimpi mana yang ingin di kabulkan?
Harta? Cinta? Cita?
Boleh :)


With love
Deizhra

*ps: tulisan ini terinspirasi setelah membaca modul kuliah pendidikan agama islam, dan saat galau fisika muehehehe :D



FAILED

Diposting oleh dea di 21.21 0 komentar
      Hari ini kamu masih sama. Sama seperti pertama kali aku melihatmu. Hari ini kamu muncul lagi, untuk sekelibat waktu yang sebenarnya ingin aku lewatkan. Iya.. kita dipertemukan kembali pada satu waktu, waktu dimana kita harus berdampingan, sama-sama mencoba mengusir kenangan dan terlihat biasa. Iya.. aku sudah hampir habis daya untuk mengingatkan bahwa kamu bukan lagi bagianku, aku harus mencaci diriku bahwa kamu tidak bisa lagi aku perhatikan dari jarak dekat. Aku hampir kehabisan daya. Semesta mana yang tega mempertemukan kita lagi? Iya, semestaku. Aku terlalu tertuju pada sata fokus, dimana fokusku hanya kamu. Sampai semesta kesal dan mempertemukan aku denganmu hari ini. dan sampai hari ini, aku masih sama saja; mencintaimu.

       Entah tulus yang seperti apa yang pantas disandingkan untukku. Tulus yang kebodoh-bodohan? Baiklah. Aku sudah kebal dengan pembodohan olehmu. Tapi aku masih belum berhenti. Sampai akhirnya kita bertemu pada waktu ini. kamu di depanku, duduk, tidak melihat ke arahku, sesekali mengecek handphone, lalu mengetik sesuatu, entah kamu sedang update sosial media, atau membalas pesan kekasihmu, atau temanmu, atau ibumu. Entahlah... aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Menekan segala keingintahuanku tentangmu. Aku harus menekan segalanya sampai rasanya ingin tumbang. 

      Aku memperhatikanmu dari kejauhan. Setiap hari aku mampir ke akunmu, kita sudah tidak berteman, tapi perasaan ingin tahu tentangmu mengerogotiku seperti rayap. Dan lama-lama aku rapuh. Aku terlanjur melihat semuanya, sesuatu yang tidak ingin aku ketahui, sesuatu yang sama sekali tidak ingin aku dengar. Tapi terlanjur.. sekali lagi, aku harus menekan segala asumsi tentangmu. Entah semua tweet yang kamu buat untukku atau bukan, entah itu benar-benar perasaanmu atau bukan. entahlah. Sekali lagi aku harus menekan asumsiku tentangmu. 

      Ini sudah bulan keberapa sejak kita sama-sama sudah berhenti berjalan di semesta yang sama? Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. dan kamu masih sama, aku pun juga. Bedanya, kamu tidak berubah, tetap aku cintai sama seperti dulu, dan terlihat lebih baik sepertinya. Lepas dariku, dan kamu seperti terbang jauh.. aku sampai merasa apakah dulu aku semembebanimu itu sampai sekarang kamu sudah bersinar, tidak dalam genggamanku. Iya.. ini sudah tahun keberapa? Dan aku masih sama saja, berkutat dengan bayanganmu.  

      Entah bagian mana darimu yang tidak bisa aku lupakan, bagian mana dari kenangan kita yang tidak bisa aku lupakan. Rasanya, kenangan tentang kita tidak terlalu banyak, tidak terlalu indah, dan tidak terlalu cetar membahana. Tapi rasanya begitu sulit karena yang harus aku lupakan adalah kamu. Jangan tanya aku kenapa hanya karena kamu aku tidak bisa lupa. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa tidak bisa melupakan tentang kamu. Ini sudah tahun keberapa? Entahlah.. 

     Hari ini aku harus mengulang semuanya, berada satu ruangan denganmu seolah-olah kita berada di semesta yang sama. Berhadapan denganmu serasa aku dan kamu dulu. Iya.. aku harus menekan segala emosiku tentangmu. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. aku tidak bisa menatapmu lama tanpa pernah merasa bahwa “kamu adalah semesta yang aku impikan” tidak.. aku tidak bisa. Aku tidak bisa berjalan ke arahmu dan menceritakan lelucon lucu tanpa harus merasa “seandainya” yang kemarin hanyalah mimpi, dan kini aku dan kamu masih berjalan di semesta yang sama. Tidak, aku tidak bisa. 

    Lalu aku harus seperti ini, berhadapan denganmu, berpura-pura tidak pernah terjadi apapun antara kita, berpura-pura bahwa aku bisa tanpamu. Rasanya.. tahu diriku untuk kamu selama ini, tidak ada artinya. Sia-sia ternyata, mencoba menahan segala asumsi tentangmu, jika akhirnya kita bertemu dan aku masih sangat ingin memilikimu sekali lagi. Iya.. sia sia sekali.